Kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia, setelah penyakit jantung koroner dan stroke. Selain sulit diobati, penyebaran sel kankernya mematikan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengestimasi, 84 juta orang meninggal dunia akibat kanker dalam rentang waktu 2005 dan 2015.
Sementara itu hampir 80% kematian akibat kanker datang dari negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Bahkan seperempat di antaranya terjadi sebelum usia 60 tahun.
Di Indonesia, kanker yang diklaim paling banyak membunuh kaum perempuan adalah kanker payudara dan serviks. Sedangkan untuk kaum pria, kanker prostat dan paru, disusul kanker saluran cerna yang juga mulai mengalami peningkatan yang signifikan.
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengungkapkan hal ini pada acara Seminar berjudul "Cancer: Did You Know" di gedung Kementerian Kesehatan RI, Jl. H.R. Rasuna Said, Kamis (21/2).
"Sedangkan pada anak, kanker yang paling banyak menyerang adalah leukimia atau kanker darah. Untungnya, semua jenis kanker jika terdeteksi secara dini dan mendapatkan penangan yang tepat masih bisa tertolong." ujar Menkes.
Selain deteksi dini, sambung Menkes, Kanker juga dapat dicegah melalui pola hidup sehat dan vaksinasi. Seperti misalnya kanker serviks.
Menkes menjelaskan bahwa kanker serviks bisa dicegah dengan melakukan hidup bersih dan sehat. Misalnya dibiasakan membersihkan kloset sebelum memakainya, apalagi pada perempuan. Kanker serviks pada usia muda juga bisa disebabkan karena hubungan seks berisiko dan sering gonta-ganti pasangan.
"Virus HPV penyebab kanker serviks itu berdekatan dengan HIV. Jadi melakukan perilaku yang berisiko menularkan HIV juga bisa berisiko menularkan HPV. Upaya pencegahan penyebaran virus HIV juga bisa mencegah penyebaran HPV," terang Menkes.
Pada kanker payudara, tingginya angka kematian disebabkan karena penyakitnya terlambat dikenali. Pengobatan yang akan dilakukan pada akhirnya tidak banyak membantu karena kanker sudah masuk ke tahap lanjut hingga mengalami metastasis atau menyebar.
Diagnosa dini dan pengobatan sedini mungkin bisa menyelamatkan nyawa dan mendapatkan pengobatan secara komprehensif. Beberapa tahun yang lalu mungkin kanker seolah-olah identik dengan vonis mati. Tapi, Menkes menegaskan bahwa kanker bisa diobati.